Timun Mas - Jawa Tengah, Indonesia

 


Pada zaman dahulu, hiduplah seorang janda tua bernama Mbok Srini di sebuah desa kecil di Jawa Tengah. Ia hidup seorang diri dan sangat merindukan kehadiran seorang anak. Setiap hari ia berdoa kepada Tuhan agar diberi keturunan, walaupun usianya sudah tua.

Suatu malam, ketika ia sedang duduk termenung di depan rumah, datanglah seorang raksasa besar. Raksasa itu berkata,

"Aku tahu kau menginginkan anak. Aku bisa memberimu biji timun ajaib. Tanam biji ini dan kau akan mendapatkan seorang anak perempuan. Tapi, saat anak itu berusia 17 tahun, kau harus memberikannya padaku untuk kumakan."

Karena sangat ingin memiliki anak, Mbok Srini pun menyetujui syarat itu, meski hatinya ragu. Ia menanam biji timun itu di ladang belakang rumahnya.

Beberapa minggu kemudian, tumbuhlah sebuah timun besar berwarna keemasan. Ketika dibelah, seorang bayi perempuan cantik keluar dari dalamnya. Mbok Srini menamainya Timun Mas, dan merawatnya seperti anak kandung sendiri.

Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang baik hati, rajin, dan sangat cantik. Mbok Srini sangat menyayanginya. Tapi di dalam hatinya, ia selalu cemas mengingat janji kepada raksasa.

Menjelang ulang tahun Timun Mas yang ke-17, Mbok Srini semakin gelisah. Ia lalu pergi ke pertapaan di hutan untuk meminta bantuan. Seorang resi memberinya empat bungkusan kecil berisi benda-benda ajaib: biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.

"Jika raksasa datang, suruh Timun Mas melarikan diri dan lemparkan benda-benda ini satu per satu untuk menyelamatkan diri," kata sang resi.

Benar saja, pada pagi hari ulang tahun ke-17 Timun Mas, raksasa datang menagih janjinya. Mbok Srini menyuruh Timun Mas segera kabur ke hutan sambil membawa keempat benda ajaib itu.

Raksasa mengejar dengan marah. Saat sudah hampir tertangkap, Timun Mas melemparkan biji mentimun ke tanah. Seketika, tumbuh ladang mentimun yang sangat lebat. Raksasa kesulitan melewati ladang itu, namun ia berhasil memakannya dan melanjutkan pengejaran.

Timun Mas lalu melemparkan jarum, yang berubah menjadi hutan bambu yang runcing dan tajam. Kaki raksasa terluka, namun ia tetap memaksa maju.

Selanjutnya, Timun Mas melemparkan garam, yang berubah menjadi lautan luas. Raksasa kesulitan menyeberang, tapi karena tubuhnya besar, ia masih bisa melewati.

Terakhir, Timun Mas melemparkan terasi, dan tiba-tiba muncul lumpur panas yang mendidih. Raksasa masuk ke dalamnya dan tenggelam, tidak pernah muncul lagi.

Timun Mas pun selamat dan kembali ke pelukan Mbok Srini. Mereka hidup bahagia tanpa gangguan lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bawang Merah dan Bawang Putih - Indonesia

Legenda Batu Menangis (Kalimantan)

Burung Bangau dan Kepiting - Rakyat Nusantara