Legenda Danau Toba (Sumatera Utara)

 

Pada zaman dahulu, di sebuah desa kecil di wilayah Sumatera Utara, hiduplah seorang pemuda bernama Toba. Ia adalah seorang petani yang rajin dan hidup sederhana. Setiap hari ia pergi ke ladang atau memancing di sungai untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Suatu hari, saat sedang memancing di sebuah sungai yang jernih, Toba mendapatkan seekor ikan emas yang sangat indah dan besar. Betapa terkejutnya ia ketika ikan itu tiba-tiba berubah menjadi seorang perempuan cantik jelita. Ternyata, ikan tersebut adalah jelmaan seorang putri dari kayangan yang dikutuk turun ke bumi.

Perempuan itu berkata, "Aku akan menjadi istrimu, tapi dengan satu syarat: kau tidak boleh sekali-kali mengungkit bahwa aku berasal dari seekor ikan. Jika kau melanggarnya, aku akan pergi dan kau akan kehilangan segalanya."

Toba pun menyanggupi syarat tersebut. Mereka lalu menikah dan hidup bahagia. Beberapa tahun kemudian, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Samosir. Namun, Samosir tumbuh menjadi anak yang nakal dan suka bermalas-malasan. Ia tidak mau membantu ayahnya bekerja di ladang dan lebih suka bermain.

Suatu hari, Toba menyuruh Samosir mengantarkan makan siang ke ladang. Dalam perjalanan, Samosir merasa lapar dan memakan sebagian makanan itu. Ketika sampai di ladang, ia memberikan sisa makanan kepada ayahnya. Toba marah besar karena makanan yang diberikan sudah habis setengahnya.

Dalam kemarahannya, Toba berteriak, "Dasar anak ikan! Tidak tahu diri kau!"

Samosir terkejut dan menangis sambil berlari pulang ke rumah. Ia menceritakan semua kepada ibunya. Sang ibu sangat kecewa, karena suaminya telah melanggar janji dan menyebut asal-usulnya sebagai ikan. Ia pun berkata kepada Samosir, “Anakku, segera naik ke bukit yang tinggi. Akan terjadi sesuatu yang besar. Jangan turun sebelum ibu memanggilmu.”

Setelah Samosir pergi, sang ibu berdiri di halaman rumah dan berdoa kepada langit. Tak lama kemudian, langit menjadi gelap, petir menyambar, dan hujan turun deras. Air meluap dari sungai dan memenuhi lembah tempat mereka tinggal.

Dalam waktu singkat, desa itu tenggelam oleh air bah yang sangat besar. Sang ibu menghilang, dan Toba yang menyesal hanya bisa melihat air yang terus naik. Lama-kelamaan, air itu membentuk sebuah danau raksasa, yang kini dikenal sebagai Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengah danau itu, tempat Samosir berlindung, dikenal sebagai Pulau Samosir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bawang Merah dan Bawang Putih - Indonesia

Legenda Batu Menangis (Kalimantan)

Burung Bangau dan Kepiting - Rakyat Nusantara