Gajah Mada (Majapahit)
1. Masa Muda dan Awal Karier
Cerita sage Gajah Mada sering kali dimulai dengan gambaran dirinya sebagai anak muda yang cerdas, disiplin, dan pemberani. Dalam beberapa versi, ia digambarkan berasal dari kalangan rakyat biasa namun memiliki keinginan kuat untuk mengabdi pada negara.
Ia pertama kali dikenal saat berhasil menyelamatkan raja dari percobaan pembunuhan. Karena jasanya ini, ia diangkat sebagai salah satu pengawal istana, dan kemudian naik jabatan secara bertahap.
2. Pengangkatan Sebagai Patih Amangkubhumi
Setelah membuktikan kemampuannya dalam berbagai pertempuran dan urusan kenegaraan, Gajah Mada diangkat menjadi Patih Amangkubhumi (perdana menteri) pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi.
Pada saat pengangkatannya, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa—sebuah ikrar yang sangat terkenal:
“Saya tidak akan menikmati palapa (kenikmatan duniawi seperti rempah-rempah atau kesenangan pribadi), sebelum Nusantara dipersatukan di bawah panji Majapahit.”
Sumpah ini dianggap luar biasa karena menunjukkan tekad yang sangat kuat untuk menyatukan wilayah Nusantara, termasuk Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan bahkan sebagian Semenanjung Malaya.
3. Ekspedisi dan Penaklukan
Setelah sumpah itu, Gajah Mada memimpin banyak ekspedisi militer dan diplomasi ke berbagai kerajaan di luar wilayah Jawa. Beberapa kerajaan yang berhasil ditaklukkan atau dijadikan bawahan antara lain:
-
Kerajaan Bali
-
Kerajaan Melayu di Sumatera
-
Tumasik (kini Singapura)
-
Kerajaan di Kalimantan dan Sulawesi
Keberhasilan ekspansi ini membuat Majapahit menjadi kerajaan terbesar dan paling berpengaruh di Asia Tenggara pada masanya.
4. Tragedi Bubat
Salah satu peristiwa penting dalam kisah Gajah Mada adalah Peristiwa Bubat, yang terjadi pada masa Raja Hayam Wuruk. Saat itu, Majapahit ingin menikahkan Hayam Wuruk dengan putri dari Kerajaan Sunda, Dyah Pitaloka.
Namun, Gajah Mada menganggap pernikahan itu bukan sebagai aliansi setara, melainkan bentuk penyerahan diri Kerajaan Sunda kepada Majapahit. Hal ini menyinggung harga diri Kerajaan Sunda, dan akhirnya terjadi pertempuran di Lapangan Bubat, yang berakhir dengan kematian seluruh rombongan Sunda, termasuk sang putri.
Peristiwa ini membuat Gajah Mada banyak dikritik, bahkan oleh pihak istana Majapahit sendiri. Sejak saat itu, pengaruh Gajah Mada mulai berkurang.
5. Akhir Hidup
Gajah Mada mengundurkan diri dari jabatannya setelah peristiwa Bubat. Ia kemudian hidup menyepi hingga wafatnya sekitar tahun 1364.
Walau akhir hidupnya penuh kontroversi, nama Gajah Mada tetap dikenang sebagai tokoh yang membawa Majapahit ke puncak kejayaan dan menjadi simbol persatuan, kesetiaan, dan nasionalisme.
Komentar
Posting Komentar